Tampilkan postingan dengan label ilmu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ilmu. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 Maret 2018

Sudut Penuh Ilmu


Pagi itu kami sudah berusaha mengkondisikan anak-anak sedemikian rupa. Tapi namanya anak-anak tetaplah anak-anak. Kesana kemari seolah tak henti. Wah kapan selesainya nih...

Akhirnya kamipun baru bisa berangkat sekitar pukul setengah sembilan padahal layanan SIM keliling yang ada di Bunderan UGM buka pukul 09.00-12.00. Bisa kehabisan formulir....

Sabtu itu aku harus perpanjangan SIM C, sudah hampir habis masa berlakunya. Untuk memudahkan warga, Polda DIY telah membuka layanan SIM keliling di beberapa tempat umum. Salah satunya adalah di area Bunderan UGM yang paling dekat kalau ditempuh dari arah utara, tempat kami tinggal. Hanya saja disana menyediakan formulir yang terbatas jumlahnya, satu hari 100 formulir saja. Siapa cepat dia dapat, apalagi hari Sabtu begini banyak yang libur, pasti banyak yang mengantri. Betul juga, setibanya kita disana formulir sudah habis.
Ah anak-anak kami tidak menyalahkan kalian. Sudah semaksimal mungkin kita persiapkan, dan tidak begitu siang juga kita sampai disana. Tapi mungkin belum rejeki kita.

Kemudian kita diarahkan untuk menuju SIM Corner Ramai Mall Malioboro. Disana buka lebih siang, yaitu pukul 10.00. Saat itu jam menunjuk pukul 09.30, yup langsung lah kita meluncur ke Ramai Mall Malioboro. Yeeaaa anak-anak malah gembira karena saatnya jalan-jalan hingga sudut Jogja Selatan.
Ayo anak-anak kita lanjutkan perjalanan kita....

Macet...pasti! Apalagi banyak antrian bis menuju tempat wisata. Celoteh anak-anak mulai terdengar. "Wahh bisnya besar ya bu", "Banyak bangeeet...", "Ada kudaaa...", mereka terus dan terus berceloteh ala anak-anak.

Sampailah kita di tempat tujuan, yaitu SIM Corner Ramai Mall. Meski loket baru di buka sepertinya sudah banyak antrian, tapi tenanglah kita tidak kehabisan formulir disana.
Segera aku mengumpulkan SIM ku yang lama lalu duduk di tengah antrian dan menunggu panggilan.

Tempatnya luas tapi tidak begitu asyik untuk anak-anak. Bosan....yaa anak-anak mulai bosan. Apalagi mainan yang mereka bawa dari rumah tertinggal di parkiran. Mereka pun segera mencari yang menarik perhatian. Ahaa ada koran bekas yang ditinggal oleh pemiliknya, diambilnya beberapa lembar dan jadilah pesawat dari koran....


Anak-anak sepertinya sudah mulai menikmati suasana di tengah antrian, Alhamdulillah.
Namaku mulai dipanggil petugas, akupun masuk dan kembali antri di bagian cek kesehatan. Lalu bergeser menunggu di loket pembayaran. Setelah itu aku menerima formulir yang telah dibubuhi nomor urut oleh petugas. Aku pun keluar ruangan tersebut lalu kuisi formulir di tempat yang sudah disediakan.

Dua anakku yang kecil berlari kesana kemari sambil membawa pesawat koran buatan kakaknya. Sedang anakku yang pertama asyik membuat beberapa pesawat dari koran untuk kedua adiknya. Ah lega rasanya melihat mereka tidak rewel.

Setelah mengisi formulir akupun kembali menunggu untuk dipanggil sesuai nomor yang telah aku terima di atas formulir.


Nomor antri 31, ternyata lumayan menunggu lama untuk nomor urut itu. Hampir masuk waktu dhuhur aku baru dipanggil. Kemudian aku mengantri kembali untuk pas foto terbaru. Dan setelah rangkaian tersebut kulewati, terakhir aku kembali menunggu SIM terbaruku jadi.
Adzan dhuhur sudah terdengar. Alhamdulillah tempat itu tersedia musholla sehingga kita bisa shalat terlebih dahulu sembari menunggu SIM jadi.
Kali ini anak-anakku sudah mulai terlihat gelisah. Sabarlah nak....tinggal sebentaar lagi ya. Nanti keluar dari tempat ini kita jalan-jalan sebentar sambil lihat kuda ya...
Asyiiik teriak mereka....

Alhamdulillah SIM baruku sudah jadi. Selesai sudah seluruh rangkaian perpanjangan SIM di Ramai Mall itu. Terimakasih pak dan bu polisi untuk kerjasamanya....


Segera kami meninggalkan sudut itu....
Sudut yang membutuhkan pelajaran berharga untuk anak-anakku. Melatih keSABARan yang cukup lumayan juga. Karena antrian dan proses yang cukup lama dan membosankan.

Oke anak-anak seperti janji kita, mumpung kita berada di sudut selatan Jogja. Yuk kita jalan kaki menuju Malioboro....


Sepertinya kita sudah berada di tiga perempat dari ujung jalan Malioboro. Keluar Ramai Mall sudah melewati beberapa tempat. Lebih dekat dengan pintu Pasar Beringharjo. Namun sudah terasa sekali ramai khas hawa Jogja. Walau hanya dari sebagian sudut saja. Bergai macam bentuk kehidupan ada di sana. Mulai dari pedagang hingga penjual jasa. Salah satu sudut Jogja yang tak pernah sepi.

"Kok kita nggak dari ujung?",
Nak...jalan ini terlalu panjang untuk ditempuh kaki kecilmu, nanti kamu capek kalau harus balik ke ujung terlebih dahulu. Dari sudut sini saja kalian sudah bisa belajar banyak hal. Itu dia kuda yang ingin kalian temui, banyak dan besar bukan? Nah sekarang coba lihatlah pak kusir yang setia menunggu penumpang datang. Betapa sabarnya mereka. Belum tentu kalau sedang sepi ada penumpang yang mau naik. Demi keluarga mereka rela menunggu dan menunggu.


Lalu di ujung sana ada pak becak yang sedang mengantar penumpang. Mereka hanya bermodal becak tua mengayuh dan terus mengayuh ke tempat yang dituju. Panas dan hujan tidak mereka pedulikan. Luar biasa sekali bukan usaha mereka.


Sepanjang jalan Malioboro ini banyak terdapat tempat duduk untuk bersantai. Kami beristirahat sejenak diantara para pedagang kaki lima. Nak...dari ujung ke ujung penuh dengan pedagang kaki lima yang menggelar dagangan mereka di trotoar jalan. Beraneka ragam dagangan khas Jogja yang mereka jual. Berharap wisatawan mampir dan membelinya. Pagi-pagi mereka telah bersiap. Terkadang banyak yang laku terkadang hanya sedikit. Tak apa yang penting barokah. Mereka tidak bosan menawarkan dagangan mereka kepada setiap yang lewat. Dengan senyuman dan kegembiraan memenuhi setiap langkah dan usaha mereka. Sungguh besar sekali makna sebuah perjuangan hidup.


Bergeraklah kami ke arah simpang pasar Beringharjo. Tepatnya di pintu pasar sebelah parkir Masjid Al Ikhlas. Ada seorang nenek penjual sate gajih. Sudah begitu menua usianya. Dari dulu sampai sekarang seolah tak bosan berjualan sate gajih di tempat yang sama. Sambil menikmati masa tua, nenek ini dengan sabar melayani para pembeli yang sudah mengantri. Sate gajih ini merupakan salah satu makanan khas pasar Beringharjo. Nikmat sekali, tapi untuk orang dewasa harus dapat mengendalikan diri untuk menikmatinya, karena punya tingkat kolesterol yang cukup tinggi.


Dari apa yang kita temui di sudut jalan tadi kalian bisa banyak belajar nak. Belajar melihat kenyataan hidup di luar sana yang sangat beragam. Penuh dengan perjuangan hidup. Kiranya kalian sangat bersyukur dengan apa yang Allah berikan atas diri kalian sekarang. Tidak sekuat perjuangan orang-orang yang ada di sudut ini. Syukur Alhamdulillah itulah yang harus kita lakukan.

Sudut penuh ilmu. Hanya berada di beberapa sudut saja banyak sekali yang kita dapatkan bersama. Mulai dari belajar sabar menunggu antrian hingga belajar dari ragam kehidupan di sepanjang sudut yang kita lewati. BERSYUKUR kepada Allah atas apa yang kita dapat dari Nya. Allah telah memberikan kehidupan masing-masing hamba Nya dengan nikmat dan karunia Nya. Meski jalan yang dilalui berbeda-beda tapi yakinlah banyak hikmah dan anugerah yang luar biasa pula yang Allah limpahkan kepada tiap jalan kehidupan manusia.
Percayalah nak....Allah telah mengatur semua dengan sangat istimewa.
Kini kalian telah mengerti kenapa kita harus belajar dari sudut yang penuh ilmu.




Jumat, 04 September 2015

Ketika Sekolah Seasyik Bermain

Ketika sekolah seasyik bermain...
Ibu tidak akan menyuruh mas ayo belajar biar pintar...tidak nak...krn buat ibu perbaiki akhlak dulu maka ilmu menyusul kemudian
Jadikan sekolah sbg rumah keduamu maka kau akan nyaman
Jadikan gurumu sbg ortu keduamu maka kau akan tenteram


Ketika sekolah seasyik bermain
Bukan sekolah sambil bermain nak
Melainkan pergilah ke sekolah seasyik kau pergi bermain
Gembira dan tanpa beban
In sya Allah dengan begitu ilmu akan mudah engkau mengerti dan kau pahami

Ibu tidak menuntut kamu pandai
Ibu hanya ingin kamu bertambah ilmu
Karena ilmu yang akan mengikutimu sampai akhir waktu
Percayalah nak....